Minggu, 03 Januari 2016
PENGARUH POLUSI UDARA BAGI KESEHATAN
NAMA : Andi Winata MNNPM : 10113876KELAS : 2KA30 I. PendahuluanA. Latar belakangPolusi udara perkotaan diperkirakan
memberi kontribusi bagi 800.000 kematian tiap tahun (WHO/UNEP).Saat ini banyak
negara berkembang menghadapi masalah polusi udara yang jauh lebih serius
dibandingkan negara maju. Contoh klasik pengaruh polusi udara terhadap
kesehatan dapat dilihat pada kota-kota di negara maju seperti Meuse Valley,
Belgia tahun 1930; Donora, Pennsylvania tahun 1948; dan London, Inggris tahun
1952; di mana terjadi peningkatan angka kematian (mortalitas) dan kesakitan
(morbiditas) akibat polusi udara yang berakibat pada penurunan produktivitas
dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Oleh sebab itu polusi udara juga
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup penting.
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di
perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001
terdapat pertumbuhan jumlahkendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk,
baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar
dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) . World Bank
juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar
polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi
udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut perhitungan
kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta,
jika konsentrasi partikulat dapat diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan
akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000
kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat; 600.000 serangan asma;
124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan
serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit
saluran pernapasan - suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang
kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost)
akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada
tahun 1999.
Polusi Udara Polusi udara berasal dari berbagai sumber,
dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama.Contoh
sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat
(PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya merupakan polutan
berbahaya.Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx, CO,
Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat.Polutan berupa partikulat
tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen
penting terkait dengan pengaruhnya terhadap kesehatan. B. Identifikasi masalah1. Banyaknya masyarakat
tidak mengetahui bahaya polusi udara.2. Banyaknya masyarakat
yang tidak mengetahui penaggulangan polusi udara.3. Banyaknya masyarakat
yang tidak mengetahui penanggulangan penyakit akibat polusi udara. C. TujuanPenulisan karya ilmiah ini bertujuan :1. Membuat perumusan
masalah polusi udara terhadap kesehatan.2. Agar masyarakat memahami
dampak polusi udara.3. Agar masyarakat dapat
menanggulangi polusi udara serta dampak yang ditimbulkan. D. MetodeMetode yang digunakan dalam penulisan ini
adalah metode secara tidak langsung.Metode ini mengkaji dari beberapa referensi
tentang bahaya polusi udara terhadap kesehatan. II. Pembahasana. Penjelasan mengenai
jenis gangguan kesehatan akibat polusi udara1. PenyakitSilikosos
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2,
yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika yang
masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun.
Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera
tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke
paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak
nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan
dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat
dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati.
Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan
kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan
mengakibatkan kegagalan kerja jantung.- Gejala tambahan yang
mungkin ditemukan pada penyakit silikosis- Demam- Batuk- Penurunan berat badan- Gangguan pernafasan yang
berat- Organ yang terserang- Paru-paruTempat kerja yang potensial untuk
tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum
ada obatnya yang tepat.Tindakan preventif lebih penting dan berarti
dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk
kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru,
bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya.Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan
secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan
penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja,
selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat
penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu diperlukanb. Penjelasan mengenai
polutan udara yang menyebabkan gangguan kesehatan yang berupa penyakit
silikosis. Silikon dioksida adalah
senyawa kimia yang biasanya ditemukan dalam di pabrik besi dan baja, keramik,
pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda,
dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di
tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.Pemakaian
batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2.
Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama –
sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon
dalam bentuk abu.c. Frekuensi timbulnya
gangguan kesehatan penyakit silikosis dimasyarakat dan kelompok orang yang
paling rentan terkena penyakit tersebut.Pada berbagai jenis pekerjaan yang
memungkinkan terkena penyakit silikosis adalah pekerja :- Pekerja tambang dan
logam batu bara- Penggali terowongan
untuk pembuat jalan- Pekerja pemotongan
batu, seperi pembuat patung, Nissan- Pembuat keramik dan
batu bara- Penuangan besi dan
baja- Industry yang memakai
bahan silica seperti : gelas- Pabrik semen III. Penutupa. KesimpulanPolusi udara dan dampaknya terhadap
kesehatan merupakan masalah nyata terkait dengan urbanisasi/pembangunan.Untuk
mengurangi pengaruh polusi udara tergadap kesehatan, pengurangan sumber polutan
sudah pasti harus merupakan target utama jangka panjang baik dengan pemanfaatan
teknologi maupun regulasi pemerintah. Namun demikian, untuk jangka pendek,
mengurangi pajanan individual merupakan salah satu cara yang cost-effective.
Pengurangan pajanan secara makro dapat dilakukan misalnya dengan pemberlakuan
zona khusus kendaraan bermotor ataupun penentuan lokalisasi industri.Secara
mikro misalnya dengan memperbaiki ventilasi/sirkulasi udara di tempat
tinggal/kerja ataupun memberikan pendidikan/informasi bagi populasi yang rentan
agar mengurangi pajanan tersebut serta meningkatkan daya tahan tubuh. b. Saran- Hendaknya masyarakat
peduli dan tanggap akan bahaya polusi udara terhadap kesehatan mulai sejak
dini.- Pemerintah seharusnya
mengeluarkan kebijakan yang membantu para pekerja yang beresiko terkena
penyakit akibat pekerjaannya.- Para inductor seharusnya
menggunakan mesin yang dapat menyaring polutan udara agar tidak keluar dan
terhirup oleh masyarakat sekitar. DAFTAR
PUSTAKAhttp://fitritazqiyah.blogspot.co.id/2013/01/karya-ilmiah-tentang-pengaruh-polusi.html
Langganan:
Postingan (Atom)